Kamis, 29 Oktober 2015

Antara Investasi, Industri, dan Aplikasi


Selamat datang kembali pengunjung. Setelah membahas soal investasi terutama private fund, kali ini kita akan mengulas keterkaitan antara investasi dengan industri, distribusi, dan aplikasi.

Mengapa itu semua terkait? Karena jika dirunut satu per satu, akan terbentuk pola lingkaran utuh.

Investasi membutuhkan landasan (underlying) aset produktif yang umumnya berbentuk industri. Di sisi lain, industri membutuhkan distribusi, aplikasi, dan investasi untuk terus berkembang.

Inilah mata rantai industri yang bisa mempercepat profitisasi. Kita sebut saja the next generation of industrial super cycle.

Distribusi dan aplikasi dibutuhkan terutama sebagai penghubung antara industri dan konsumen. Dengan demikian tampak jelas alur produk dari mulai hulu hingga hilir.

Dengan adanya era digitalisasi, distribusi yang dahulu dilakukan secara konvensional sedikit demi sedikit bergeser ke arah aplikasi. Penetrasi internet yang diperluas oleh media sosial seakan menyebarkan virus aplikasi dengan kecepatan tinggi.

Kata 'kecepatan' menjadi inti dari lingkaran mata rantai industri ini. Siapa yang paling cepat menggerakkan lingkaran ini dapat memenangkan persaingan di pasar.(*) #shareIdea #wildestDream


Selasa, 27 Oktober 2015

Berinvestasi Cepat dengan Divestama Private Fund

Divestama merupakan private fund (skema investasi private to private/P-to-P) yang berlandaskan (underlying) sektor riil di Indonesia yang memberikan keuntungan tercepat dan tertinggi.
Divestama bukanlah investasi bodong, spekulasi, dan multilevel marketing (MLM). Private fund ini dibuka secara terbatas, khusus, dengan periode tertentu untuk menggerakkan mata rantai industri yang memberikan keuntungan tercepat dan tertinggi.
Kami menyadari, dalam kerjasama investasi, tentu investor sangat mengutamakan kepercayaan, keamanan, dan kesinambungan. Karena itu, Divestama ditopang oleh manajemen yang efisien dan efektif, aset dasar yang likuid, dan perputaran yang cepat untuk menghindari missmanagement.
Divestama akan menjaga rasio modal dasar dengan dana investor 4:1 sehingga memudahkan untuk mempertahankan cash flow ke depan. Divestama merupakan pionir penyatuan sektor riil di Indonesia dengan skema investasi langsung.
Untuk membangun kepercayaan, Divestama turut didukung sejumlah aset dalam sektor riil yang bernilai melebihi dari dana yang dikumpulkan dari investor ritel (perbandingan 4:1). Divestama akan menekankan pada produktivitas aset yang tinggi serta perputaran cepat untuk memberikan keuntungan tertinggi bagi investor.
Sebagai perbandingan, rata-rata keuntungan (bagi hasil) dari Divestama sekitar 10% dalam 45 hari. Dalam periode investasi tersebut, dana investor akan diputar dalam sektor riil sehingga menghasilkan keuntungan yang tinggi dan cepat. Setelah periode investasi tersebut selesai (45 hari), dana investor akan dikembalikan beserta bagi hasil sebesar 10%.
Mengapa harus joint dengan Divestama?
1. Kecepatan
Kami memberikan keuntungan (bagi hasil) dan pengembalian modal awal tercepat. Dengan merebaknya tren digital serta internet, kecepatan merupakan pondasi awal bagi sebuah sistem baru. Untuk itulah sistem investasi Divestama hadir untuk menjawab tantangan tersebut. So, we like super fast speed.
2. Pengelola Andal/Menguasai Industri
Divestama sudah terintegrasi dengan mata rantai industri yang lengkap, sehingga alur distribusi modal dapat transparan dan hasil memuaskan.
3. Minim Risiko
Risiko dalam setiap usaha tentu ada. Bagaimana strategi meminimalkannya, itu yang menjadi tanggung jawab kami. Dengan rasio modal dasar vs cumulative funds 4:1, Divestama berupaya mempertahankan cash flow yang solid untuk mendukung profitabilitas.
4. Bagi Hasil Tinggi
Sampailah kita pada tahap keempat, saat buah telah matang dan siap dinikmati. Secara singkat, Divestama ingin memberikan keuntungan (bagi hasil) 10% dalam 45 hari dan modal Anda kembali. Tunggu apalagi.

Rabu, 14 Oktober 2015

Bermula dari Ide Membangun Private Fund


Bagi yang lebih paham dan lebih menguasai, mohon jangan ragu memberikan saran atau pendapat.

Memulai private fund lebih ringan didengar daripada dilakukan. Atau, ini hanya ide gila dari penulis saja. Tapi, bagaimanapun, jika Anda memiliki ide investasi brilian tapi belum mencobanya, tidak ada salahnya untuk mencoba.

Berbicara tentang private fund, banyak teori dan pendekatan yang bisa diambil. Berliku-liku memang. Tapi, jika Anda masih memiliki hati untuk memulaiya, inilah yang dibutuhkan.

Pertama: Strategi?
Investor Anda akan ingin tahu persis bagaimana Anda berencana untuk membuat profit dari uang mereka. Anda perlu menunjukkan bahwa Anda memiliki cara yang berbeda melaksanakan strategi-strategi pencarian profit.

Punya Rekam Track?
Anda juga harus membuktikan bahwa strategi Anda telah bekerja di masa lalu di berbagai kondisi yang berbeda. Ini lebih sulit daripada yang terlihat. Investor institusional biasanya mencari private fund denga track record tiga tahun.

Punya Uang?
Anda harus memiliki investor awal. Dana awal tersebut bisa datang dari:
Uang Anda sendiri
Teman dan keluarga
Kantor Keluarga
Dana pensiun dan lembaga

Investor ingin melihat bahwa kumpulan dana private fund juga sebagian berasal dari pengelola (manajer investasi) sehingga akuntabilitas dan kredibilitasnya terjamin.

Pengelola private fund juga harus memikirkan pendapatan dari model bisnis ini. Di negara maju, struktur pendapatan pengelola private fund bisa dikalkulasi 2:20 yang berarti biaya pengelolaan triwulanan 2% dan biaya kinerja tahunan sekitar 20% dari keuntungan.(bersambung)

Sabtu, 10 Oktober 2015

Mengenal Lebih Intim dengan Private Fund

Selamat datang pengunjung. Kali ini kita mau mengenal lebih intim dengan private fund. Apakah itu?

Private Fund lebih populer dikenal Private Equity Fund saat ini telah banyak bertumbuh di Indonesia, sebagian besar masih berasal dari luar negeri dan hanya beberapa perusahaan yang jumlahnya tidak banyak berasal dari dalam negeri. Masih belum banyak yang mengetahui bagaimana proses kerja atau business model sebuah private equity. Definisi Private Equity sendiri adalah perusahaan yang bergerak dengan melakukan investasi dengan membeli saham di perusahaan-perusahaan dengan tujuan menghasilkan profit pada saat menjual saham itu kembali.

Private Equity mendapatkan dana dari Limited Partner yang biasanya berasal dari empat sumber. Pertama adalah dana pensiun yang mengelola keuangan yang dikumpulkan dari potongan gaji para pegawai sebuah perusahaan peserta program dana pensiun. University Endowment adalah dana yang disumbangkan atau dihibahkan ke universitas dan ini biasanya diawasi oleh pemberi donor, karena itu investasinya hanya bersifat terbatas dan tidak beresiko.

Sovereign Wealth Fund (SWF) merupakan pooling dari uang yang berasal dari cadangan suatu negara, yang disisihkan untuk tujuan investasi yang akan menguntungkan ekonomi dan warga negara. Pendanaan untuk dana sovereign wealth (SWF) berasal dari cadangan bank sentral yang menumpuk akibat anggaran dan perdagangan surplus, dan bahkan dari pendapatan yang dihasilkan dari ekspor sumber daya alam. Jenis-jenis investasi yang dapat diterima termasuk dalam setiap SWF bervariasi dari satu negara ke negara; Negara-negara dengan masalah likuiditas membatasi investasi ke instrumen utang publik yang sangat cair.

Wealthy Family adalah keluarga-keluarga kaya yang mau melakukan investasi berasal dari tabungan mereka yang mengharapkan nilai lebih (value added) dari bunga bank yang standar. Kalau pernah mengenal daftar orang-orang kaya di dunia atau di Indonesia merekalah yang akan menaruh uangnya untuk bisa mendapat keuntungan yang lebih besar dan menggelembungkan kekayaan mereka.

Dengan kata lain, private fund merupakan kumpulan dana dari perorangan atau institusi untuk dikelola fund managers dalam periode tertentu guna menghasilkan keuntungan. Nah tugas dari fund manager (manajer investasi) adalah mengelola dana itu untuk dapat membuahkan laba yang menggiurkan.

Dasar dari kerjasama pengumpulan dana itu terletak pada kepercayaan, analisis investasi yang mumpuni, dan tentu mengatur risiko bisnis. Tanpa ketiga faktor tersebut, manajer investasi akan sulit mengumpulkan dana.

Jika berhasil, manajer investasi telah memperoleh satu tahap dalam model bisnis ini. Langkah selanjutnya, memilih instrumen investasi.

Untuk menghasilkan laba yang besar, manajer investasi akan memilih instrumen yang tepat untuk memutar kumpulan dana di kantongnya. Biasanya dana tersebut disuntikkan kepada perusahaan sekarat yang kurang modal tetapi berprospek baik. Dengan sedikit efisiensi (sentuhan), perusahaan itu bisa bangkit lagi sehingga ketika dijual oleh manajer investasi, nilainya lebih tinggi. Di sinilah laba terbentuk sebagai sasaran private fund.

Bagaimana, Anda berminat mendirikan private fund? Selamat mencoba

Jumat, 09 Oktober 2015

Investasi Saham Bergairah dalam Jangka Pendek

Dalam tiga hari IHSG dan rupiah sama-sama menguat cukup signifikan. Menutup perdagangan Jumat (9/10), IHSG ditutup naik 97,9 poin (+2,18%) pada level 4.589,4 dengan nilai transaksi sebesar Rp 8 Triliun.

TOP Gainers :
BUMI Rp. 67 (+34%)
AGRS Rp. 137 (+19,13%)
DGIK Rp. 83 (+18,57%)
HEXA Rp. 1.930 (+18,04%)
JPFA Rp. 435 (+17,89%)

TOP Losers :
WOMF Rp. 72 (-10%)
TAXI Rp. 293 (-9,85%)
JKON Rp. 785 (-9,77%)
LPGI Rp. 5.250 (-9,48%)
PICO Rp. 125 (-8,76%)

Saham teraktif hari ini:
KREN Rp. 2.490
BBRI Rp. 10.550
PGAS Rp. 3000
ASII Rp. 6.700
ADHI Rp. 2.140

Asing Net BUY (All board) : 175,3 M
Asing Net BUY (Pasar Reguler) : 246,88 M

Foreign Net BUY Stock In Lot (Pasar Reguler) : ENRG, PWON, BKSL, BBRI, ASII
Foreign Net SELL Stock In Lot (Pasar Reguler) : BUMI, ADRO, KLBF, KIJA, TLKM.(*)

Rabu, 07 Oktober 2015

Belajar Berinvestasi Selagi Muda

Investasi, satu kata yang sering didengar tapi bingung untuk dilakukan, menurut pandangan khalayak umum. Mengapa begitu?

Boleh jadi kebingungan itu karena edukasi atau informasi yang sedikit atau kapok lantaran pernah mengalami kerugian.

Ambil contoh, berinvestasi di saham. Kita tentu pernah dengar ada orang yang untung hingga 100% dalam waktu singkat, tapi lebih banyak yang mengalami kerugian. Itu karena investasi saham sangat fluktuatif, tergantung sentimen, isu, proyeksi keuangan perusahaan, pengaruh eksternal, dan lainnya.

Risiko investasi di saham cukup besar untuk investor pemula. Tetapi untuk investor yang sudah tahu trik dan edukasi saham, tentu sangat menggiurkan.

Selain saham, ada instrumen investasi lain seperti reksadana, emas, properti, deposito, obligasi, dan lainnya. Masing-masing instrumen itu memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.

So, selagi muda, kita harus perbanyak belajar instrumen investasi mana yang cocok dan dalam kondisi seperti apa.(*)

Sabtu, 03 Oktober 2015

Mengenal The Big Five Company di Industri CPO Indonesia


Boleh disadari Indonesia menjadi produsen kelapa sawit nomor wahid di dunia. Tapi tahukah Anda siapa saja jawara di industri CPO Indonesia.
Lima perusahaan besar sawit atau lebih dikenal The Big Five Company diperkirakan menguasai 75%-90% perdagangan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Indonesia. Kelima perusahaan itu antara lain Wilmar Indonesia, Cargill Indonesia, Musim Mas, Golden Agri, dan Asian Agri.
Kelima perusahaan sawit tersebut menampung hampir 90% seluruh tandan buah segar (TBS) dan CPO Indonesia, termasuk di dalamnya TBS dari 4,5 juta sawit rakyat. Kelima perusahaan itu diketahui mengadopsi pledge (IPOP).
Salah satu perusahaan yang menjadi korban IPOP adalah PT Mopoli Raya Group (MRG). Owner PT Mopoli Raya Group, Sabri Basyah mengungkapkan sejak tiga bulan lalu pihaknya tidak bisa lagi menjual CPO ke grup usaha Wilmar.
“Ketika itu kami membuka lahan di daerah Langsa, Aceh Timur. Pembukaan lahan ini dianggap melanggar kriteria IPOP, sehingga Wilmar yang selama ini menjadi mitra bisnis kami, tak mau lagi membeli CPO kami. Padahal CPO yang kami jual ke Wilmar tersebut bukan dari lahan di Langsa, karena lahan tersebut memang belum berproduksi,” kata Sabri Basyah. (*) sumber: http://duniaindustri.com/lima-perusahaan-raksasa-kuasai-90-perdagangan-cpo-di-indonesia/