Rabu, 28 September 2016

13 Data Industri Otomotif dan Oli Pelumas Kendaraan


Industri otomotif (mobil dan motor) merupakan tulang punggung sektor transportasi yang memberikan andil besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Di era mobilisasi dan konektivitas tinggi, peranan industri otomotif makin ketara meski persaingan di sektor industri ini makin ketat.

Untuk merekam seluk beluk industri otomotif di Indonesia, duniaindustri.com memiliki sedikitnya 13 data dan riset terkait perkembangan industri otomotif di Indonesia. Mari kita simak ulasannya berikut ini.

1) Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016
2) Riset Pasar dan Data Industri Sepeda Motor (Tren Penjualan Merek Per Daerah)
3) Riset Pasar dan Data Industri Mobil (2005-2019)
4) Data dan Analisis Industri Oli Pelumas 2007-2016
5) Outlook Industri Otomotif 2016-2018
6) Data Industri Sepeda Motor dan Velg Motor di Indonesia
7) Data Tingkat Kepemilikan dan Minat Beli Mobil di Indonesia
8) Data Industri Angkutan Darat (Taksi) di Indonesia
9) Data Penjualan Per Merek Mobil
10) Data dan Analisis Outlook Industri Otomotif
11) Data dan Analisis Penjualan Motor dan Mobil (LCGC)
12) Data Penjualan Mobil Per Segmen Kendaraan
13) Data Komprehensif Industri Otomotif dan Kebijakan Pemerintah

Berikut ini rinciannya satu per satu:

1) Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016 ini dirilis September 2016 menampilkan data, riset pasar, tren pangsa pasar, market leader, serta pertumbuhan pasar dan market size industri oli pelumas secara umum dan industri oli pelumas otomotif secara khusus. Periode yang jadi fokus 2011-2016.
Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016 ini dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia, meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk, tren konsumen kelas menengah, laju urbanisasi, median usia penduduk, potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4)

Kemudian, data ini menampilkan highlights perkembangan industri ini sejak 2007-2016, regulasi sejak 1998-2016. (halaman 5-8) PT Pertamina Lubricants–anak usaha PT Pertamina (Persero) di bisnis pelumas–pernah menguasai pangsa pasar oli nasional sebesar 90% sebelum 1997. Pada masa itu, penjualan oli masih diatur oleh Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 tahun 1988 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas Serta Penanganan Oli Bekas yang memberikan hak monopoli kepada Pertamina. Namun, hak monopoli tersebut kemudian dicabut melalui Keppres 21 tahun 2001 tentang Pelayanan Penyediaan Pelumas, yang memperbolehkan adanya pemain baru di pasar pelumas.

Di halaman 9-12, duniaindustri.com secara eksklusif membuat riset terkait persaingan pasar di bisnis oli pelumas di Indonesia secara umum. Peta persaingan itu dijabarkan dalam chart (infografik) terkait pangsa pasar 10 pemain utama di industri ini. Selain itu ditampilkan perkembangan pangsa pasar periode 2007, 2011, dan 2015. Tidak ketinggalan ditampilkan estimasi penjualan oli pelumas masing-masing pemain disertai pangsa pasarnya.

Di halaman 13 ditampilkan nilai pasar (market size) industri oli pelumas di Indonesia periode 2013-2016 (forecast) serta neraca perdagangan (ekspor-impor) di industri ini. Selain itu, di halaman 14, ditampilkan tren permintaan (demand) di pasar lokal pada periode 2011-2016 serta pertumbuhannya, dilengkapi faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Pada halaman 15-19, duniaindustri.com secara eksklusif membuat analisis peta persaingan yang terjadi di industri ini, perkembangan pemain baru sejak 2003, serta kabar terbaru investasi dan ekspansi dari sejumlah market leader di industri ini.

Berlanjut ke riset khusus, duniaindustri.com membuat riset eksklusif tentang komposisi segmen pengguna oli yang dibagi dua, yakni oli otomotif dan oli industri. Tren periode 2011-2016 menunjukkan porsi pasar oli otomotif lebih mendominasi (halaman 20). Dari oli otomotif, ternyata oli motor menyumbang komposisi terbesar (halaman 21).

Pada halaman 22, dijabarkan tren volume pasar dan nilai pasar (market size) oli otomotif dan oli industri di Indonesia periode 2011-2016. Data itu diperkuat dengan top 10 market leader oli pelumas otomotif tahun 2014 (halaman 23), tahun 2015 (halaman 24), dan tahun 2016 est (halaman 25). Data ini juga dilengkapi dengan tren penjualan otomotif, baik motor maupun mobil, periode 2005-2019 est (halaman 26). Juga, data jumlah kendaraan yang beroperasi di Indonesia, baik motor maupun mobil, periode 2006-2016 serta peluang bisnis ke depan (halaman 27).

Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016 sebanyak 28 halaman ini berasal dari Kementerian Perindustrian, BPS, WHO dan Bank Dunia, Kementerian ESDM, asosiasi industri dan sejumlah perusahaan oli pelumas di Indonesia, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

2) Riset Pasar dan Data Industri Sepeda Motor (Tren Penjualan Per Merek Per Daerah) yang dirilis Agustus 2016 ini menampilkan seluruh informasi, data, riset independen, serta proyeksi dan tren pasar motor di Indonesia. Dari mulai nilai pasar (market size), tren penjualan, rasio kepemilikan, jumlah populasi, serta komposisi pasar motor tersaji dalam riset dan data industri ini.

Riset Pasar dan Data Industri Sepeda Motor (Tren Penjualan Per Merek Per Daerah) ini dimulai dari dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia, meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk, tren konsumen kelas menengah, potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4)

Selanjutnya, riset pasar ini menampilkan tren penjualan motor dan mobil di Indonesia 2005-2019 (estimasi) dalam grafis yang menarik. (halaman 5) Penjualan motor tumbuh dengan persentase tertinggi pada periode 2006-2011 secara historis dari 4,42 juta unit menjadi 8,01 juta unit.

Tren peta persaingan pangsa pasar per merek motor dipaparkan secara jelas dengan diagram yang menarik pada halaman 6. Data jumlah motor yang beroperasi dipaparkan pada halaman 7 lengkap dengan rekam jejak periode 2006-2016, dilengkapi dengan tren pertumbuhan rata-rata serta tingkat penetrasi pasar dan klasifikasi konsumen dilihat dari tingkat pendapatannya.

Mulai halaman 8, duniaindustri.com membuat riset independen terkait industri motor secara spesifik mulai dari gambaran industri motor Indonesia secara global (halaman 8), populasi dan nilai pasar (market size) industri motor Indonesia (halaman 9), rasio kepemilikan motor dibanding jumlah penduduk (halaman 10), dan analisis pasar motor 2015 (halaman 11).

Komposisi segmen motor ditampilkan dengan grafis yang menarik pada halaman 12. Kemudian, tren penjualan motor per daerah di Indonesia secara detail dipaparkan pada halaman 13, lengkap dengan volume penjualan per pulau di negeri ini.

Riset ini dilanjutkan dengan analisis penjualan motor per provinsi dan pangsa pasar masing-masing merek (brand). Analisis itu dilengkapi dengan tren penjualan motor di 10 provinsi yang menjadi pasar terbesar di Indonesia, lengkap dengan market share masing-masing merek motor. (halaman 14-16)

Top 10 provinsi dengan penjualan motor terbesar di Indonesia juga disajikan dalam kurun waktu yang cukup panjang (2012-2015) untuk menunjukkan tren secara komprehensif. (halaman 17-20)

Sebagai tambahan, data ini menampilkan industri komponen motor di Indonesia, terutama industri velg motor, mulai dari persaingan produsen dan merek velg, struktur pasar industri velg di Indonesia, serta nilai pasar industri velg motor di negeri ini. (halaman 21-25)

Tidak ketinggalan, Riset Pasar dan Data Industri Motor (Tren Penjualan Per Merek Per Daerah) ini juga menampilkan arah kebijakan (grand strategy) pemerintah untuk mengembangkan industri kendaraan roda dua, peluang investasi, serta regulasi dan insentif yang diberikan. (halaman 26-29)

Riset Pasar dan Data Industri Sepeda Motor (Tren Penjualan Per Merek Per Daerah) sebanyak 30 halaman pdf ini berasal dari berbagai sumber antara lain asosiasi industri yakni Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), regulator di Indonesia seperti BPS, Kementerian Perindustrian, BKPM, Polri, World Bank, serta sejumlah perusahaan motor. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih.(*)

3) Riset Pasar dan Data Industri Mobil (2005-2019) yang dirilis Agustus 2016 ini menampilkan seluruh informasi, data, riset independen, serta proyeksi dan tren pasar mobil di Indonesia. Dari mulai pangsa pasar terbesar, kapasitas terpasang pabrikan mobil, hingga data jumlah mobil dan motor yang beroperasi tersaji dalam riset dan data industri ini.

Riset Pasar dan Data Industri Mobil (2005-2019) ini dimulai dari dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia, meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk, tren konsumen kelas menengah, potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4)

Selanjutnya, riset pasar ini menampilkan tren penjualan mobil dan motor di Indonesia 2005-2019 (estimasi) dalam grafis yang menarik. (halaman 5) Terlihat penjualan mobil tumbuh tinggi sejak 2009-2013 secara historis dari 486 ribu unit menjadi 1,23 juta unit.

Tren peta persaingan pangsa pasar per merek mobil dan motor dipaparkan secara jelas dengan diagram yang menarik pada halaman 6-7. Struktur industri komponen otomotif juga ditampilkan dari mulai agen tunggal pemegang merek (ATPM) hingga tier 2 dan 3. (halaman 8)

Data jumlah kendaraan (motor dan mobil) yang beroperasi di Indonesia disajikan secara lengkap periode 2006-2016 pada halaman 9, lengkap dengan peluang bisnis serta klasifikasi pendapatan konsumen. Riset pasar dan data industri mobil ini juga dilengkapi dengan kumpulan proyeksi pelaku industri mobil tentang prospek ke depan. (halaman 10)

Sejumlah pelaku usaha otomotif (market leader–dikumpulkan dalam person quote) memperkirakan tahun 2016 tidak akan berbeda dari 2015, dengan penjualan mobil sekitar 950 ribu unit hingga 1 juta unit, lebih rendah dari estimasi lembaga riset asing 1,2 juta unit. Penjualan mobil masih dapat tumbuh positif hingga 2016, ditopang pertumbuhan perekonomian nasional yang positif, meski relatif melambat. 70% dari penjualan mobil merupakan passenger cars, ikut ditopang segmen baru mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC). Prinsipal mobil Jepang masih mendominasi pasar otomotif lokal. Pangsa pasar mobil terbesar tetap dipegang Grup Astra dengan target pangsa pasar di atas 50%.

Masuk ke pembahasan lebih detail, riset pasar ini memaparkan Indonesia sebagai basis produksi potensial untuk mobil di Asia Pasifik, potensi pasar lokal yang menjanjikan, peta pemain utama, historical market trend, arah kebijakan pemerintah, tren pasar global, regulasi pajak barang mewah, dan potensi pasar mobil per daerah. (halaman 11-18)

Tidak ketinggalan penetrasi mobil per 1.000 penduduk yang mencapai 43 unit, dan rasio kepemilikan motor yang mencapai 140 unit per 1.000 penduduk. (halaman 19) Selain itu, ditampilkan kapasitas produksi dan kapasitas terpasang pemain otomotif di Indonesia, termasuk Astra Group, Indomobil Group, Kramayudha Group. Serta persaingan pasar industri otomotif di ASEAN, mencakup Indonesia, Thailand, dan Malaysia. (halaman 20-25)

Di samping itu, riset pasar dan data industri ini dilengkapi top 15 merek mobil terlaris dan top 15 brand mobil dengan penjualan tertinggi di Indonesia. (halaman 26-28)

Data sebanyak 30 halaman pdf ini berasal dari berbagai sumber antara lain asosiasi industri yakni Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), regulator di Indonesia seperti BPS, Kementerian Perindustrian, BKPM, World Bank, serta sejumlah perusahaan otomotif. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih.(*)

4) Data dan Analisis Industri Oli Pelumas 2007-2016 ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri oli pelumas di Indonesia, mencakup highlights perkembangan industri ini sejak 2007-2016, regulasi sejak 1998-2016, tren permintaan/kebutuhan (demand) di pasar lokal, perkembangan investasi atau ekspansi baru, ukuran pasar (market size) industri oli pelumas, hingga pangsa pasar pemain lokal dan perusahaan internasional (multi national company/MNC), serta prospek dan tantangan industi ini ke depan.

Data ini dimulai dengan menampilkan highlights perkembangan industri ini sejak 2007-2016, regulasi sejak 1998-2016. (halaman 2-5) PT Pertamina Lubricants–anak usaha PT Pertamina (Persero) di bisnis pelumas–pernah menguasai pangsa pasar oli nasional sebesar 90% sebelum 1997. Pada masa itu, penjualan oli masih diatur oleh Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 tahun 1988 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas Serta Penanganan Oli Bekas yang memberikan hak monopoli kepada Pertamina. Namun, hak monopoli tersebut kemudian dicabut melalui Keppres 21 tahun 2001 tentang Pelayanan Penyediaan Pelumas, yang memperbolehkan adanya pemain baru di pasar pelumas.

Di halaman 6-9, duniaindustri.com secara eksklusif membuat riset terkait persaingan pasar di bisnis oli pelumas di Indonesia. Peta persaingan itu dijabarkan dalam chart (infografik) terkait pangsa pasar 10 pemain utama di industri ini. Selain itu ditampilkan perkembangan pangsa pasar periode 2007, 2011, dan 2015. Tidak ketinggalan ditampilkan estimasi penjualan oli pelumas masing-masing pemain disertai pangsa pasarnya.

Pada halaman 10-14, duniaindustri.com secara eksklusif membuat analisis peta persaingan yang terjadi di industri ini, perkembangan pemain baru sejak 2003, serta kabar terbaru investasi dan ekspansi dari sejumlah market leader di industri ini.

Di halaman 15 ditampilkan nilai pasar (market size) industri oli pelumas di Indonesia periode 2013-2016 (forecast) serta neraca perdagangan (ekspor-impor) di industri ini. Selain itu, di halaman 16, ditampilkan tren permintaan (demand) di pasar lokal pada periode 2011-2016 serta pertumbuhannya, dilengkapi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data ini dilengkapi penetrasi populasi otomotif (motor dan mobil) di Indonesia yang menjadi konsumen terbesar oli pelumas. Di halaman 18, ditampilkan prospek (peluang) dan kendala di industri oli pelumas di Indonesia.

Data dan analisis industri oli pelumas sebanyak 19 halaman ini berasal dari Kementerian Perindustrian, BPS, WHO dan Bank Dunia, Kementerian ESDM, dan sejumlah perusahaan oli pelumas di Indonesia, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

5) Outlook Industri Otomotif 2016-2018 ini menampilkan proyeksi pasar industri otomotif, terutama mobil, tahun 2009-2018. Sejumlah pelaku usaha otomotif (market leader–dikumpulkan dalam person quote) memperkirakan tahun 2016 tidak akan berbeda dari 2015, dengan penjualan mobil sekitar 950 ribu unit hingga 1 juta unit, lebih rendah dari estimasi lembaga riset asing 1,2 juta unit. Penjualan mobil masih dapat tumbuh positif hingga 2016, ditopang pertumbuhan perekonomian nasional yang positif, meski relatif melambat. 70% dari penjualan mobil merupakan passenger cars, ikut ditopang segmen baru mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC). Prinsipal mobil Jepang masih mendominasi pasar otomotif lokal. Pangsa pasar mobil terbesar tetap dipegang Grup Astra dengan target pangsa pasar di atas 50%.

Data ini juga menjabarkan tren penjualan mobil sejak 1997-2015. Hingga kuartal III 2015, Toyota menguasai 32%, Daihatsu 17%, Honda 15%, Suzuki 12%, Mitsubishi 11%, others 8%, Nissan 3%, dan Isuzu 2%. Di segmen penjualan motor, Honda merajai dengan pangsa pasar 68%, Yamaha 28%, disusul Suzuki dan Kawasaki masing-masing 2%.

Juga ditampilkan arah kebijakan pemerintah sejak 2010-2025, strategi investasi, program mobil low carbon emission, dan pajak serta bea masuk. Tidak ketinggalan penetrasi mobil per 1.000 penduduk yang mencapai 43 unit, dan rasio kepemilikan motor yang mencapai 140 unit per 1.000 penduduk.

Selain itu, ditampilkan kapasitas produksi dan kapasitas terpasang pemain otomotif di Indonesia, termasuk Astra Group, Indomobil Group, Kramayudha Group. Serta persaingan pasar industri otomotif di ASEAN, mencakup Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Data sebanyak 21 halaman pdf ini berasal dari berbagai sumber antara lain regulator di Indonesia. Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com. (*)

6) Data Industri Sepeda Motor dan Velg Motor ini menampilkan peta persaingan merek motor di Indonesia yang masih dikuasai Honda (68%), Yamaha (28%), Suzuki (2%), Kasawaki (2%), dan sisanya produsen lain. Juga ditampilkan, populasi motor di Indonesia hingga 2015 diestimasi 93,25 juta unit, menurut prediksi duniaindustri.com. Estimasi itu berdasarkan data terbaru, Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, ada 86,253 juta unit sepeda motor di seluruh Indonesia pada April 2014, naik 11 % dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit.

Selain itu, dipaparkan juga pada 2015 penjualan motor di Indonesia diperkirakan 6,4 juta unit – 6,5 juta unit, menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Penetrasi motor di Indonesia atau biasa dikenal rasio kepemilikan motor banding jumlah penduduk mencapai 140 unit motor vs 1.000 penduduk (data 2013).

Di samping itu, dijabarkan juga nilai pasar industri sepeda motor di Indonesia, penjualan per segmen (motor bebek, skutik, sport, dan lainnya), top 10 provinsi dengan penjualan sepeda motor terbesar, top 10 motor terlaris di Indonesia, dan top 10 daerah dengan populasi motor terpadat di Indonesia.

Sebagai tambahan, data ini menampilkan industri velg motor di Indonesia, mulai dari persaingan produsen dan merek velg, struktur pasar industri velg di Indonesia, serta nilai pasar industri velg motor di negeri ini.

Data sebanyak 15 halaman pdf ini berasal dari berbagai sumber antara lain asosiasi industri, regulator, dan Polri. Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com. (*)

7) Data Tingkat Kepemilikan dan Minat Beli Mobil di Indonesia ini menampilkan tingkat kepemilikan mobil di Asia Tenggara cenderung rendah, di Indonesia hanya 44% rumah tangga yang memiliki satu mobil, 9% bermobil lebih dari satu, dan 46% rumah tangga belum memiliki mobil. Secara global, 54% rumah tangga memiliki satu mobil, 20% bermobil lebih dari satu, dan 25% belum memiliki mobil. Karena itu, tidak heran jika 63% rumah tangga di Indonesia berminat membeli mobil dalam dua tahun ke depan, 18% akan membeli mobil bekas, dan hanya 19% yang tidak berminat membeli mobil. Di Indonesia, kepemilikan mobil masih menjadi patokan kesuksesan seseorang dan menunjukkan derajat sosial yang lebih tinggi. Data sebanyak 26 halaman ini berasal dari berbagai survei dan diolah duniaindustri.com.(*)

8) Data Industri Angkutan Darat (Taksi) di Indonesia ini menampilkan perbandingan kebutuhan dan pasokan angkutan darat, terutama taksi di Indonesia. Rata-rata pertumbuhan penumpang taksi sebesar 12,3% sejak 2007-2011 dan diproyeksikan tumbuh 18,2% pada 2012-2016. Sementara rasio taksi per 1.000 orang di Asean, Indonesia cenderung terendah dengan rasio 0,24%, sementara Malaysia 3,12%, dan Singapura 5,2%. Pasokan taksi di Indonesia juga diperkirakan tumbuh rata-rata 16% (CAGR) periode 2012-2016, lebih tinggi dibanding periode 2007-2011 sebesar 4,3%. Data sebanyak 24 halaman ini juga menampilkan strategi bisnis dan kinerja keuangan perusahaan pemegang pangsa pasar terbesar di Indonesia.(*)

9) Data Penjualan Per Merek Mobil ini menampilkan tren penjualan mobil di Indonesia per merek per bulan pada 2013. Misalnya, total penjualan Mini Cooper di Indonesia 460 unit, Januari 28 unit, Februari 37 unit, Maret 38 unit, Mei 38 unit, dan seterusnya. Total penjualan Mercedes Benz 4.877 unit. Total penjualan Lexus 622 unit, Landrover 94 unit. Data ini berasal dari Gaikindo dan diolah duniaindustri.com. (*)

10) Data dan Analisis Outlook Industri Otomotif ini menampilkan tren penjualan mobil dan motor di Indonesia dibandingkan dengan global market dan ASEAn market periode 2006-2012. Ditampilkan juga data produksi mobil di negara ASEAN, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Singapura, dan total ASEAN. Juga disuguhkan, produksi 13 ATPM di Indonesia antara lain PT Astra Daihatsu Motor (500 ribu unit per tahun dengan jumlah pekerja 11 ribu orang), Suzuki, PT Kramayudha Tiga Berlian (Mitsubishi), Toyota, Isuzu, Nissa, PT Gaya Motor, Mercedes Benz, GM. Data yang terdiri atas 21 halaman microsoft powerpoint ini dibuat oleh Gaikindo dan diolah duniaindustri.com.(*)

11) Data dan Analisis Penjualan Motor dan Mobil (LCGC) ini menampilkan tren penjualan mobil dan motor di Indonesia. Untuk mobil, juga ditampilkan analisis munculnya segmen low cost and green car (LCGC). Perbandingan penjualan tiap merek mobil, antara lain Toyota, Daihatsu, Suzuki, Mitsubishi, Honda, Nissan dan lainnya 2011-2013. Penjualan mobil di Indonesia pada 2013 naik 10% menjadi 1,23 juta unit. Juga, ditampilkan car models positioning by price gap di Indonesia. Serta, outlook 6 faktor yang akan mempengaruhi sektor otomotif di 2014. Data ini terdiri atas 30 halaman microsoft powerpoint.(*)

12) Data Penjualan Mobil Per Segmen Kendaraan ini menampilkan tren penjualan tiap segmen kendaraan dan tiap merek mobil di Indonesia sepanjang 2013, dibagi per bulan. Merek mobil yang ditampilkan dalam data ini antara lain Daihatsu, Isuzu, Toyota, Peugeot, Mitsubishi, Suzuki, Nissan, Honda, dan merek lainnya. Selain itu, ditampilkan produksi dan ekspor mobil di Indonesia periode 2006-2012. Data penjualan dibagi beberapa segmen seperti tipe sedan, 4×2, 4×4, bus, pick up/truck, double cabin. Selain itu ditampilkan data ekspor impor CBU, CKD, dan komponen periode 2006-2012. Juga digambarkan tren pasar mobil domestik dan proyeksinya dari 1997-2015 dengan menggunakan dua asumsi; pesimistis dan optimistis. Sedangkan di bagian kebijakan pemerintah, ditampilkan kebijakan bea masuk dan pajak penjualan barang mewah (luxury tax), kebijakan dalam berinvestasi, insentif untuk ekspor, serta kemudahan impor bahan baku. Data yang terdiri atas 18 halaman microsoft powerpoint ini dibuat oleh Gaikindo dan diolah duniaindustri.com. (*)

13) Data Komprehensif Industri Otomotif dan Kebijakan Pemerintah ini menampilkan tren penjualan, produksi, dan ekspor mobil di Indonesia periode 2006-2012. Data penjualan dibagi beberapa segmen seperti tipe sedan, 4×2, 4×4, bus, pick up/truck, double cabin. Selain itu ditampilkan data ekspor impor CBU, CKD, dan komponen periode 2006-2012. Juga digambarkan tren pasar mobil domestik dan proyeksinya dari 1997-2015 dengan menggunakan dua asumsi; pesimistis dan optimistis. Sedangkan di bagian kebijakan pemerintah, ditampilkan kebijakan bea masuk dan pajak penjualan barang mewah (luxury tax), kebijakan dalam berinvestasi, insentif untuk ekspor, serta kemudahan impor bahan baku. Data yang terdiri atas 18 halaman microsoft powerpoint ini dibuat oleh Gaikindo dan diolah duniaindustri.com. (*)

Sumber: di sini
* Butuh data/riset lebih spesifik, ingin request data/riset, klik di sini
** Butuh content provider profesional, klik di sini

Automotive Lubricating Industry Database in Indonesia

Automotive Lubricants Data and Market Research 2011-2016 was released September 2016 displaying data, market research, market trends, market leader, as well as market growth and market size lubricating oil industry in general and automotive lubricating oil industry in particular. The period in focus 2011-2016.

Automotive Lubricants Data and Market Research 2011-2016 begins by showing highlights macroeconomic Indonesia, covering 2014-2019 GDP growth, inflation trends, population, middle-class consumer trends, urbanization, the median age of the population, the potential of the local market, as well as trends GDP per capita. (Page 2-4)

Then, the data showing highlights the development of the industry since 2007-2016, regulation since 1998-2016. (Page 5-8) PT Pertamina Lubricants-subsidiary of PT Pertamina (Persero) in the lubricants business-ever market share of national oil by 90% before 1997. At that time, the sale of oil is still regulated by Presidential Decree (Decree) No. 18 1988 Supply and Service Used Oil Lubricants Handling and that gives monopoly rights to Pertamina. However, the monopoly rights are then removed through Presidential Decree 21 of 2001 on Providing Services Lubricants, which allows for a new player in the lubricant market.

On page 9-12, duniaindustri.com exclusively create market competition-related research in the lubricating oil business in Indonesia in general. The competitive landscape is described in the chart (infographic) related market share of 10 major players in this industry. Also shown the development of market share between 2007, 2011 and 2015. Do not miss the show estimated sales of lubricating oil each player along with its market share.

On page 13 show the market value (market size) lubricating oil industry in Indonesia period 2013-2016 (forecast) and the trade balance (exports-imports) in this industry. Additionally, on page 14, show the trend of demand (demand) in the local market in the period 2011-2016 and the growth, include the factors that influence it.

On pages 15-19, duniaindustri.com exclusively making analysis of the competitive landscape is happening in the industry, the development of new players since 2003, and the latest news of investment and expansion of a number of market leader in this industry.

Continues to specialized research, duniaindustri.com make exclusive research on the composition of the oil segment is divided into two, namely automotive oil and oil industries. Trends in the 2011-2016 period shows the portion of automotive oil market is dominated (page 20). Of automotive oil, motor oil turns accounted for the largest composition (page 21).

On page 22, described the trend of market volume and market value (market size) automotive oil and the oil industry in Indonesia period 2011-2016. The data reinforced the market leader of the top 10 automotive lubricating oil in 2014 (page 23), 2015 (page 24), and 2016 est (page 25). Data is also equipped with automotive sales trends, both motorcycles and cars, est period 2005-2019 (page 26). Also, data on the number of vehicles operating in Indonesia, both motorcycles and cars, the period of 2006-2016 as well as business opportunities in the future (page 27).

Automotive Lubricants Data and Market Research 2011-2016 as many as 28 pages comes from the Ministry of Industry, BPS, WHO and the World Bank, the Ministry of Energy, industry associations and a number of companies in Indonesia lubricating oil, processed duniaindustri.com. Index of industry data is a new feature in duniaindustri.com featuring dozens of selected data according to the needs of users. All data is presented in pdf form so easily downloaded after users perform processes according to the procedure, ie click buy (purchase), click checkout, and fill out the form. Duniaindustri.com priority to the legitimacy and validity of the source of the data presented. Thank you.(*)

Sources: click here
* Need another data or market research, click here

Database Oli Pelumas Motor dan Mobil

Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016 ini dirilis September 2016 menampilkan data, riset pasar, tren pangsa pasar, market leader, serta pertumbuhan pasar dan market size industri oli pelumas secara umum dan industri oli pelumas otomotif secara khusus. Periode yang jadi fokus 2011-2016.

Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016 ini dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia, meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk, tren konsumen kelas menengah, laju urbanisasi, median usia penduduk, potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4)

Kemudian, data ini menampilkan highlights perkembangan industri ini sejak 2007-2016, regulasi sejak 1998-2016. (halaman 5-8) PT Pertamina Lubricants–anak usaha PT Pertamina (Persero) di bisnis pelumas–pernah menguasai pangsa pasar oli nasional sebesar 90% sebelum 1997. Pada masa itu, penjualan oli masih diatur oleh Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 tahun 1988 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas Serta Penanganan Oli Bekas yang memberikan hak monopoli kepada Pertamina. Namun, hak monopoli tersebut kemudian dicabut melalui Keppres 21 tahun 2001 tentang Pelayanan Penyediaan Pelumas, yang memperbolehkan adanya pemain baru di pasar pelumas.

Di halaman 9-12, duniaindustri.com secara eksklusif membuat riset terkait persaingan pasar di bisnis oli pelumas di Indonesia secara umum. Peta persaingan itu dijabarkan dalam chart (infografik) terkait pangsa pasar 10 pemain utama di industri ini. Selain itu ditampilkan perkembangan pangsa pasar periode 2007, 2011, dan 2015. Tidak ketinggalan ditampilkan estimasi penjualan oli pelumas masing-masing pemain disertai pangsa pasarnya.

Di halaman 13 ditampilkan nilai pasar (market size) industri oli pelumas di Indonesia periode 2013-2016 (forecast) serta neraca perdagangan (ekspor-impor) di industri ini. Selain itu, di halaman 14, ditampilkan tren permintaan (demand) di pasar lokal pada periode 2011-2016 serta pertumbuhannya, dilengkapi faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Pada halaman 15-19, duniaindustri.com secara eksklusif membuat analisis peta persaingan yang terjadi di industri ini, perkembangan pemain baru sejak 2003, serta kabar terbaru investasi dan ekspansi dari sejumlah market leader di industri ini.

Berlanjut ke riset khusus, duniaindustri.com membuat riset eksklusif tentang komposisi segmen pengguna oli yang dibagi dua, yakni oli otomotif dan oli industri. Tren periode 2011-2016 menunjukkan porsi pasar oli otomotif lebih mendominasi (halaman 20). Dari oli otomotif, ternyata oli motor menyumbang komposisi terbesar (halaman 21).

Pada halaman 22, dijabarkan tren volume pasar dan nilai pasar (market size) oli otomotif dan oli industri di Indonesia periode 2011-2016. Data itu diperkuat dengan top 10 market leader oli pelumas otomotif tahun 2014 (halaman 23), tahun 2015 (halaman 24), dan tahun 2016 est (halaman 25). Data ini juga dilengkapi dengan tren penjualan otomotif, baik motor maupun mobil, periode 2005-2019 est (halaman 26). Juga, data jumlah kendaraan yang beroperasi di Indonesia, baik motor maupun mobil, periode 2006-2016 serta peluang bisnis ke depan (halaman 27).

Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016 sebanyak 28 halaman ini berasal dari Kementerian Perindustrian, BPS, WHO dan Bank Dunia, Kementerian ESDM, asosiasi industri dan sejumlah perusahaan oli pelumas di Indonesia, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

Sumber: di sini
* Butuh data atau riset pasar lainnya, klik di sini

Minggu, 25 September 2016

Inilah Generasi Industri Era 4.0

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengingatkan pelaku industri dalam negeri agar siap menghadapi era industri 4.0. Era ini menuntut pelaku industri mengubah proses manufaktur dengan mengintegrasikan sistem berbasis online dalam sebuah mata rantai produksi.

Industri 4.0 menjadikan proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama. Semua obyek dilengkapi perangkat teknologi yang dibantu sensor, mampu berkomunikasi sendiri dengan sistem teknologi informasi,” kata Menperin dalam keterangannya di Jakarta.

Menperin mengatakan, penggunaan sistem online di industri mampu meningkatkan efisiensi hingga 18%. Dalam waktu lima tahun, ujarnya, sebesar 80% perusahaan akan melakukan digitalisasi dalam rantai nilai bisnis.

Hal itu dipastikan Airlangga, karena berdasarkan hasil studi di Eropa, perusahaan-perusahaan di Benua Biru melakukan investasi mencapai 140 miliar euro sampai dengan tahun 2020 untuk penggunaan aplikasi internet di industrinya. “Di sana, penggunaan internet sudah menjadi sangat penting untuk di sektor industri,” tuturnya.

Karena itu, kata Menperin, pihaknya mendorong penggunaan teknologi online atau internet oleh pelaku industri dalam negeri secara lebih intensif. Salah satu industri yang potensial berkembang melalui aplikasi online adalah industri makanan. Pasalnya, jelas Airlangga, industri makanan saat ini telah berkembang pesat secara regional karena adanya faktor warisan budaya (cultural heritage).

“Dengan adanya aplikasi online, industri makanan dan minuman menjadi lebih berkembang karena didukung kemudahan distribusi dan informasi produk,” ungkapnya.

Sistem informasi online juga membantu industri semakin efisien karena produksi dapat berlangsung secara simultan sesuai informasi kebutuhan dan stok. Beberapa sektor lainnya, seperti industri kosmetik, pupuk, semen, elektronik dan permesinan juga sudah mulai mengadopsi sistem otomasi.

"Keberhasilan mengembangkan industri tersebut akan menjadi patokan industri lainnya,” kata Airlangga.

Kemenperin juga tengah mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar ikut memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memperluas pasarnya.

“Tujuan pemanfaatan pasar digital adalah untuk membuat cost menjadi nol dan efisiensi value chain. Perusahaan e-commerce dalam dan luar negeri juga kita ajak kerja sama untuk mendukung langkah ini,” tutup Airlangga.

Menanggapi hal itu, duniaindustri.com menilai era industri 4.0 memang sudah di depan mata. Pergeseran sedikit demi sedikit akan terus terjadi. Secara garis besar dapat disimpulkan seperti ini; investasi membutuhkan landasan (underlying) aset produktif yang umumnya berbentuk industri. Di sisi lain, industri membutuhkan distribusi, aplikasi, dan investasi untuk terus berkembang.

Inilah mata rantai industri yang bisa mempercepat profitisasi. Kita sebut saja the next generation of industrial super cycle.

Distribusi dan aplikasi dibutuhkan terutama sebagai penghubung antara industri dan konsumen. Dengan demikian tampak jelas alur produk dari mulai hulu hingga hilir.

Dengan adanya era digitalisasi, distribusi yang dahulu dilakukan secara konvensional sedikit demi sedikit bergeser ke arah aplikasi. Penetrasi internet yang diperluas oleh media sosial seakan menyebarkan virus aplikasi dengan kecepatan tinggi.

Kata 'kecepatan' menjadi inti dari lingkaran mata rantai industri ini. Siapa yang paling cepat menggerakkan lingkaran ini dapat memenangkan persaingan di pasar.(*)

Sumber: di sini
* Butuh data industri atau riset pasar, klik di sini

Selasa, 13 September 2016

6 Kumpulan Bahan Penelitian, Tesis, dan Survei Industri Baja

Industri baja menjadi salah satu sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional, mengingat kebutuhan baja untuk infrastruktur, konstruksi, properti, dan sektor lainnya. Industri baja merupakan induk seluruh industri (mother industry) yang memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia. Bagaimana rekam jejak industri ini, siapa market leader, tren pertumbuhan pasar, serta bagaimana peta persaingannya, simak ulasan berikut ini:

1) Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016
2) Riset Komprehensif Industri Baja 2007-2017
3) Data dan Analisis Industri Baja Periode 2000-2014
4) Data Komprehensif Industri Baja di Indonesia
5) Data Permintaan Baja di Indonesia (sepuluh tahun terakhir)
6) Data Produksi dan Pangsa Pasar 4 Pemimpin Pasar Baja Canai Panas (HRC)

Berikut penjelasan detail masing-masing data/riset:

1) Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016 yang dirilis September 2016 ini menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook terkait tren harga baja dari hulu (bahan baku) hingga hilir. Selain itu, dilengkapi dengan tren pasar baja di Indonesia, tren konsumsi baja dan produksi baja serta ketergantungan impor, nilai pasar (market size) industri baja nasional, pangsa pasar produsen baja per segmen, tren harga baja global dan harga baja lokal, profil singkat market leader di industri baja Indonesia, serta prospek dan tantangan industi ini ke depan.

Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016 ini dimulai dari dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia, meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk, tren konsumen kelas menengah, potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4)

Kemudian, pada halaman 4-6 ditampilkan highlights industri baja nasional berisi sejarah dan rekam jejak industri ini sejak 50 tahun ke belakang. Sebagai gambaran, industri baja merupakan industri strategis. Sektor ini memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang mulai dari penyediaan infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik & telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api & relnya, otomotif), manufaktur (elektronik, permesinan, turbin dan pembangkit), hingga persenjataan. Atas perannya yang sangat penting tersebut, keberadaan industri baja layak disebut mother industry (ibu dari industri).(profil ringkas halaman 3-6)

Pada halaman 7 ditampilkan chart (infografik) terkait struktur industri baja nasional mulai dari pertambangan bijih besi, pengolahan pellet, iron making, steel making, hingga produk jadi.

Selanjutnya, masuk ke pembahasan detail mengenai riset dan analisis tren harga baja 2010-2016, terutama harga baja hulu (scrap), baja midstream (hot rolled coils/HRC), dan baja hilir (pelat timah/tin plate dan pipa baja) pada halaman 8-13. Tren harga baja yang berfluktuasi secara cepat sepanjang 2016 disajikan pada halaman 8-9, kemudian periode 2015 pada halaman 10-11, dan rekapitulasi serta analisis pada halaman 12-13. Faktor-faktor seperti tren perkembangan industri baja global, dari mulai tren penurunan harga jual hingga level terendah di akhir 2015 hingga permintaan (demand) di China yang anjlok sehingga mengakibatkan oversupply serta tren harga baja ekspor China dan harga impor baja ASEAN menjadi referensi riset tren harga baja oleh duniaindustri.com.

Di halaman 14, ditampilkan tren konsumsi produk baja akhir di Indonesia yang pada 2014 mencapai 12,9 juta ton, sementara produksi baja lokal hanya 5,5 juta ton, sehingga terjadi defisit pasokan sekitar 7,4 juta ton yang masih bergantung impor. Juga dijelaskan sejumlah katalis atau faktor pendorong konsumsi produk baja di Indonesia.

Sementara menurut kompilasi data yang diperoleh duniaindustri.com, konsumsi produk baja di Indonesia pada 2015 diestimasi 15,3 juta ton, naik dari tahun sebelumnya 14,2 juta ton. (halaman 15) Secara khusus, duniaindustri.com membuat riset terkait pasar baja lokal untuk proyeksi 2016-2017 disertai dengan tren produksi periode 2007-2017 pada halaman 16.

Di halaman 17, duniaindustri.com menampilkan hasil riset terkait nilai pasar (market size) industri baja di Indonesia yang dihitung berdasarkan tingkat konsumsi nasional serta rata-rata harga baja global. Pada 2017, menurut perhitungan duniaindustri.com, total market size industri baja nasional diperkirakan mencapai US$ 7,7 miliar. Di halaman 18, ditampilkan infografik terkait utilisasi pabrik baja di Indonesia mulai dari iron makin, steel making, rolling mill, pipe making, galvanizing mill, nails, wires, bolds & nuts, coil centers, lengkap dengan kapasitas produksi nasional.

Pada halaman 19, ditampilkan infografik terkait konsumsi baja per segmen dari bahan baku, bahan setengah jadi, hingga produk hilir. Data itu dilengkapi dengan tren pangsa pasar market leader di segmen HRC, CRC, dan wire rod serta tota permintaan pasar lokal pada halaman 20. Pada halaman 21, dijelaskan potensi bahan baku iron ore, sponge iron, slab/billet serta potensi cadangan pasokan di Indonesia.

Selanjutnya, duniaindustri.com membuat riset market intelligence terkait market leader baja (HRC dan pipa baja), dari mulai profil perusahaan, kinerja keuangan, strategi pemasaran, segmentasi penjualan, fokus pasar, strategi ekspansi, tren produksi dan penjualan, cakupan distribusi, serta denah lokasi pabrik pada halaman 22-35.

Di samping itu, dijabarkan juga tantangan utama serta kendala terbesar pengembangan industri baja nasional pada halaman 36-37. Juga, ditampilkan arah dan strategi regulasi pemerintah ke depan pada halaman 38.

Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016 sebanyak 39 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA), middle east steel, BPS, WHO dan Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan baja di Indonesia. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

2) Riset Komprehensif Industri Baja 2007-2017 ini menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri baja di Indonesia, mencakup highlights, tren pasar baja di Indonesia, tren konsumsi baja dan produksi baja serta ketergantungan impor, nilai pasar (market size) industri baja nasional, pangsa pasar produsen baja per segmen, tren harga baja global dan harga baja lokal, profil singkat market leader di industri baja Indonesia, serta prospek dan tantangan industi ini ke depan.

Sebagai gambaran, industri baja merupakan industri strategis. Sektor ini memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang mulai dari penyediaan infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik & telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api & relnya, otomotif), manufaktur (elektronik, permesinan, turbin dan pembangkit), hingga persenjataan. Atas perannya yang sangat penting tersebut, keberadaan industri baja layak disebut mother industry (ibu dari industri).(profil ringkas halaman 3-6)

Pada halaman 7 ditampilkan chart (infografik) terkait struktur industri baja nasional mulai dari pertambangan bijih besi, pengolahan pellet, iron making, steel making, hingga produk jadi. Di halaman 8, ditampilkan tren perkembangan industri baja global, dari mulai tren penurunan harga jual hingga level terendah di akhir 2015 hingga permintaan (demand) di China yang anjlok sehingga mengakibatkan oversupply. Juga ditampilkan tren harga baja ekspor China dan harga impor baja ASEAN.

Di halaman 9, ditampilkan tren konsumsi produk baja akhir di Indonesia yang pada 2014 mencapai 12,9 juta ton, sementara produksi baja lokal hanya 5,5 juta ton, sehingga terjadi defisit pasokan sekitar 7,4 juta ton yang masih bergantung impor. Juga dijelaskan sejumlah katalis atau faktor pendorong konsumsi produk baja di Indonesia.

Sementara menurut kompilasi data yang diperoleh duniaindustri.com, konsumsi produk baja di Indonesia pada 2015 diestimasi 15,3 juta ton, naik dari tahun sebelumnya 14,2 juta ton. (halaman 10) Secara khusus, duniaindustri.com membuat riset terkait pasar baja lokal untuk proyeksi 2016-2017 disertai dengan tren produksi periode 2007-2017. (halaman 11).

Di halaman 12, duniaindustri.com menampilkan hasil riset terkait nilai pasar (market size) industri baja di Indonesia yang dihitung berdasarkan tingkat konsumsi nasional serta rata-rata harga baja global. Pada 2017, menurut perhitungan duniaindustri.com, total market size industri baja nasional diperkirakan mencapai US$ 7,7 miliar. Di halaman 13, ditampilkan infografik terkait utilisasi pabrik baja di Indonesia mulai dari iron makin, steel making, rolling mill, pipe making, galvanizing mill, nails, wires, bolds & nuts, coil centers, lengkap dengan kapasitas produksi nasional.

Di halaman 14, ditampilkan tren harga baja dunia yang mulai menunjukkan rebound pada Februari-Maret 2016. Tren harga baja hulu dan baja hilir juga dipaparkan lebih detail di halaman 15. Sedangkan konsumsi baja per segmen ditampilkan lebih detail dalam tabel di halaman 16. Sementara di halaman 19-30 ditampilkan profil singkat market leader di industri baja hulu dan hilir di Indonesia, lengkap dengan kinerja keuangan dan kapasitas produksinya.

Riset Komprehensif Industri Baja 2007-2017 sebanyak 36 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan baja di Indonesia. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan.(*)

3) Data dan Analisis Industri Baja Periode 2000-2014 ini menampilkan analisis sejarah industri baja dari 1960-an sampai 2014, ketergantungan impor masih menjadi kendala utama sehingga defisit pasokan baja lokal berlanjut hingga 2014. Juga ditampilkan profil industri baja Indonesia dan prospek ke depan. Analisis itu dilengkapi dengan data perbandingan konsumsi dan produksi baja periode 2000-2014, konsumsi baja per segmen, konsumsi baja per kapita, utilisasi industri baja nasional, tren harga baja di pasar internasional, dan pemimpin pasar baja Indonesia (HRC, CRC, dan wire rod).

Selain itu, ditampilkan data bahan baku bijih besi, pohon industri baja, dan perkembangan investasi industri hulu baja. Ditambah lagi, data produksi dan konsumsi baja Indonesia dibanding negara-negara ASEAN. Data dan analisis komprehensif yang berjumlah 25 halaman ini merupakan hasil kompilasi tim riset Duniaindustri.com, berasal dari Kementerian Perindustrian, Asosiasi Industri Baja Indonesia (IISIA), Asoasiasi Industri Baja ASEAN (SEAISI), serta sejumlah produsen baja terbesar di Indonesia.(*)

4) Data Komprehensif Industri Baja di Indonesia ini menampilkan pohon industri baja, mulai dari yang telah diproduksi lokal maupun yang masih diimpor, volume produksi, nilai PPN & PPh, jumlah tenaga kerja, konsumsi baja hulu-hilir, konsumsi baja per kapita, utilisasi kapasitas produksi, perbandingan kapasitas terpasang negara Asean, hingga dampak perdagangan bebas. Data sebanyak 26 halaman ini berasal dari Asosiasi Produsen Baja (Indonesian Iron and Steel Industry Association/IISIA), Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, BPS.(*)

5) Data Permintaan Baja di Indonesia. Data Permintaan Baja di Indonesia (sepuluh tahun terakhir) ini menggambarkan perkembangan permintaan baja, defisit pasokan baja lokal, serta tren harga bahan baku dan gas sebagai penunjang industri baja nasional. Periode yang ditampilkan sepuluh tahun terakhir.(*)

6) Data Produksi dan Pangsa Pasar 4 Pemimpin Pasar Baja Canai Panas (HRC) ini berisi produksi dan pangsa pasar empat pemain besar di industri baja canai panas, antara lain PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Gunung Raja Paksi, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST), dan PT Jayapari Steel Tbk (JPRS).(*)

Sumber: di sini
* Butuh data lebih spesifik, ingin request data/riset, klik di sini
** Butuh content provider profesional, klik di sini

Sabtu, 10 September 2016

Steel Industry Digital Database in Indonesia

Steel Price Trends and Market Research (Upstream-Downstream) 2010-2016, released September 2016 showing independent research, data, analysis, assessment and outlook related to steel pricing trends of the upstream (raw materials) to downstream. In addition, it is equipped with the trend of the steel market in Indonesia, the trend in steel consumption and steel production as well as the dependency on imports, the market value (market size) national steel industry, the market share of steel producers per segment, price trends global steel and steel prices locally, a brief profile market Indonesian leader in the steel industry, as well as the prospects and challenges of this industry also in the future.

Steel Price Trends and Market Research (Upstream-Downstream) 2010-2016 starts from the 2010-2016 begins by showing highlights macroeconomic Indonesia, covering GDP growth from 2014 to 2019, the trend of inflation, population, middle-class consumer trends, the potential of the local market, as well as trends in GDP per capita. (Page 2-4)

Then, on page 4-6 show highlights the national steel industry shows the history and track record of the industry since 50 years back. As an illustration, the steel industry is a strategic industry. This sector plays a major role in supplying the raw materials vital to development in various fields ranging from the provision of infrastructure (buildings, roads, bridges, the electric grids and telecommunications), the production of capital goods (machinery plant and supporting materials and spare parts), transportation (ships, trains and rail, automotive), manufacturing (electronics, machinery, turbines and generators), up weapons. A very important role on the steel industry where industry worth mentioning mother (mother of the industry). (Quick profile page 3-6)

On page 7 is displayed chart (infographic) related to the structure of the national steel industries ranging from mining iron ore, pellet processing, iron making, steel making, to finished products.

Next, go into detailed discussion on the research and analysis of 2010-2016 trends in steel prices, especially the price of upstream steel (scrap), midstream steel (hot rolled coils / HRC) and downstream steel (tin plate / tin plate and steel pipe) on page 8-13. The trend of steel prices fluctuate rapidly throughout 2016 are presented on pages 8-9, then the period of 2015 on pages 10-11, and a summary analysis on pages 12-13. Factors such as the development trend of the global steel industry, ranging from the downward trend in selling prices to the lowest level at the end of 2015 to request (demand) in China plummeted, resulting in oversupply and trends in steel prices of Chinese exports and the price of steel imports ASEAN become a reference research pricing trends steel by duniaindustri.com.

On page 14, show the trend of consumption of final steel products in Indonesia, which in 2014 reached 12.9 million tons, while the local steel production is only 5.5 million tons, resulting in a supply deficit of about 7.4 million tonnes of which still depends imports. Also described a number of catalysts or drivers of consumption of steel products in Indonesia.

Meanwhile, according to a compilation of data obtained duniaindustri.com, the consumption of steel products in Indonesia in 2015 estimated 15.3 million tonnes, up from 14.2 million tonnes the previous year. (Page 15) In particular, duniaindustri.com make local steel market research related to projected trends from 2016 to 2017 accompanied by the production of the period 2007 to 2017 on page 16.

On page 17, duniaindustri.com display the results of research related to the market value (market size) steel industry in Indonesia which is calculated based on the level of domestic consumption and average steel prices globally. In 2017, according to calculations duniaindustri.com, total national steel industry market size is estimated at US $ 7.7 billion. On page 18, displayed infographics related to the utilization of steel plants in Indonesia ranging from more iron, steel making, rolling mill, pipe making, galvanizing mill, nails, wires, bolds and nuts, coil centers, complete with national production capacity.

On page 19, displayed infographics related to steel consumption per segment from raw materials, semi-finished, until the downstream products. Data was fitted with the trend of market share market leader in the segment of HRC, CRC, and the wire rod and tota local market demand on page 20. On page 21, described the potential of the raw material iron ore, sponge iron, slab / billet as well as potential supply reserves in Indonesia ,

Furthermore, duniaindustri.com make research relevant market intelligence market leader steel (HRC and steel pipes), from a company profile, financial performance, marketing strategy, sales segmentation, market focus, expansion strategy, production and sales trends, distribution coverage, as well as floor plans the plant site on pages 22-35.

In addition, also described the main challenges as well as the biggest obstacle of the national steel industry development on page 36-37. Also, show the direction and strategy of the future government regulation on page 38.

Steel Price Trends and Market Research (Upstream-Downstream) 2010-2016 showed a total of 39 pages comes from research duniaindustri.com with data support from the Ministries of Industry, Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA), middle east steel, CPM, WHO and the World Bank, and a number of steel companies in Indonesia. Index of industry data is a new feature in duniaindustri.com featuring dozens of selected data according to the needs of users. All data is presented in pdf form so easily downloaded after users perform processes according to the procedure, ie click buy (purchase), click checkout, and fill out the form. Duniaindustri.com priority to the legitimacy and validity of the source of the data presented. Thank you.(*)

Source: click here
* Need indonesian industrial digital database, click here

Senin, 05 September 2016

Database Smartphone, Computer, and Home Appliances Electronics

Mobile Phones, Computer, and Electronics Home Appliance Market Research (Trends Market Size, Growth and Market Share) showing the data, studies, analysis, and research related to the mobile industry (smartphone), computers, and household electronics (home appliances) in Indonesia , From the start the trend of the market value (market size) in Indonesia, growth, market share, as well as electronic trends globally.

Mobile Phones, Computer, and Electronics Home Appliance Market Research (Trends Market Size, Growth and Market Share) was started from the beginning by showing highlights macroeconomic Indonesia, covering GDP growth from 2014 to 2019, the trend of inflation, population, middle-class consumer trends, the potential of the local market, as well as trends in GDP per capita. (Page 2-3)

On page 4, show the trend market size computer market in Indonesia and growth 2005-2015. The data is equipped with computer market share (top 5 brands) in Asia Pacific the period from 2014 to 2015 on page 5.

On page 6, described the trend of market size mobile phone market (mobile phones including smartphones) in Indonesia and the growth period of 2005-2015. The data is fitted with a market share of mobile phones (mobile phones including smartphones) (top 5 brands) in Asia Pacific the period from 2014 to 2015 on page 7.

Then, on page 8-9 show the trend of the market value (market size) for the electronic home appliances industry, 14 categories of electronic home appliances, analysis of growth trends from 2005 to 2015. The market size data is analyzed specifically on page 3 for calculating compound average growth per year (compounded annual growth rate / CAGR) from 2005 to 2015.

On page 10, described the market value (market size) phones, computers, and mobile phones as an electronic unity and growth 2005-2015.

In addition, market research showing market volume (demand) are 14 categories of electronic home appliances in 2013 and 2015 on page 11 and the portion of the product category to the total electronics market of home appliances on page 12.

On page 13, described the trend of television market share in Indonesia with eight major players who control the largest market share. On page 14, show the trend of investment and export of electronic products home appliances since 2007-2025 (forecast). Based on the research duniaindustri.com, the investment value of the national electronic industry in 2012 is expected to reach US $ 7 billion with exports of US $ 20 billion, the average cumulative investments totaled US $ 500 million per year. On page 15, reviews the trend of production and absorption of labor in the national electronic industry.

On pages 16-17, reviewed the electronic industry development strategy based on the draft 2010-2025 government period. This data is complemented with an analysis of strengths and weaknesses of the national electronic industry on page 18. These data are also equipped with consumer electronics market behavior of home appliances on page 19.

On pages 20-32, reviews trends in global electronics industry, ranging from the trade balance of electronic products in countries of ASEAN and the portion of the electronic products trading purposes ASEAN countries (page 21), the country's largest electronics exporter in ASEAN and their top 5 most electronic products exported (page 22).

Indonesia ranks sixth largest electronics exporter in ASEAN, while electronic products most exported are electronic integrated circuits and micro-assemblies.

On pages 23-25, is displayed comparison matrix competitiveness of manufacturing industry and commodities, including consumer electronics and electronic components, of all countries in ASEAN.

These data include the projected growth in the global electronics industry by region 2013-2015 period on page 26, the trend of global electronic market value and its 2005-2015 growth trend on page 27. In particular, the data showing the trend of the global electronics market size divided by region, complete with growth trends, population size, and average number of residents per household. Southeast Asia and China is the largest global electronics market with a population of 3.9 billion people, GDP of 6.7% (2015), and market value of more than US $ 70 billion.

No lag, also shown on pages 31-32 of the top 10 global market share for the electronics industry with a complete home appliance sales value.

As many as 33 pages of Mobile Phones, Computer, and Electronics Home Appliance Market Research comes from the Ministry of Industry, Investment Coordinating Board (BKPM), the Electronic Marketer Club (EMC), Indonesian Electronics Association (Gabel), IDC, a number of the largest electronics companies, and processed duniaindustri.com.

Index of industrial database is a new feature in duniaindustri.com featuring hundreds of data selection according to the needs of users. All data is presented in pdf form so easily downloaded after users perform processes according to the procedure, ie click buy (purchase), click checkout, and fill out the form. Duniaindustri.com priority to the legitimacy and validity of the source of the data presented.(*)

Sources: click here

Sumber Data dan Riset Pasar Industri Handphone, Komputer, Elektronik

Riset Pasar Ponsel, Komputer, dan Elektronik Home Appliance (Tren Market Size, Pertumbuhan, dan Pangsa Pasar) ini menampilkan data, kajian, analisis, dan riset terkait industri ponsel (smartphone), komputer, dan elektronik rumah tangga (home appliances) di Indonesia. Dari mulai tren nilai pasar (market size) di Indonesia, pertumbuhan, penguasaan pasar, serta tren elektronik secara global.

Riset Pasar Ponsel, Komputer, dan Elektronik Home Appliance (Tren Market Size, Pertumbuhan, dan Pangsa Pasar) ini dimulai dari dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia, meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk, tren konsumen kelas menengah, potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-3)

Pada halaman 4, ditampilkan tren market size pasar komputer di Indonesia beserta pertumbuhannya periode 2005-2015. Data tersebut dilengkapi dengan pangsa pasar komputer (top 5 brands) di Asia Pasifik periode 2014-2015 pada halaman 5.

Pada halaman 6, dipaparkan tren market size pasar ponsel (handphone termasuk smartphone) di Indonesia serta pertumbuhannya periode 2005-2015. Data tersebut dilengkapi dengan pangsa pasar ponsel (handphone termasuk smartphone) (top 5 brands) di Asia Pasifik periode 2014-2015 pada halaman 7.

Kemudian, pada halaman 8-9 ditampilkan tren nilai pasar (market size) untuk industri elektronik home appliances, 14 kategori elektronik home appliances, analisis tren pertumbuhan 2005-2015. Data market size tersebut dianalisis secara khusus pada halaman 3 untuk menghitung pertumbuhan rata-rata majemuk per tahun (compounded annual growth rate/CAGR) 2005-2015.

Pada halaman 10, dipaparkan nilai pasar (market size) ponsel, komputer, dan ponsel sebagai kesatuan elektronik periode 2005-2015 serta pertumbuhannya.

Selain itu, riset pasar ini menampilkan volume pasar (demand) 14 kategori elektronik home appliances 2013 & 2015 pada halaman 11 dan porsi kategori produk terhadap total pasar elektronik home appliances pada halaman 12.

Di halaman 13, dijabarkan tren pangsa pasar televisi di Indonesia dengan delapan pemain utama yang menguasai market share terbesar. Di halaman 14, ditampilkan tren investasi dan ekspor produk elektronik home appliances sejak 2007-2025 (forecast). Berdasarkan riset duniaindustri.com, nilai investasi industri elektronik nasional pada 2012 ditargetkan mencapai US$ 7 miliar dengan ekspor US$ 20 miliar, rata-rata investasi kumulatif mencapai US$ 500 juta per tahun. Di halaman 15, diulas tren produksi dan serapan tenaga kerja di industri elektronik nasional.

Pada halaman 16-17, diulas strategi pengembangan industri elektronik berdasarkan rancangan pemerintah periode 2010-2025. Data ini dilengkapi dengan analisis kekuatan dan kelemahan industri elektronik nasional pada halaman 18. Data ini juga dilengkapi dengan perilaku pasar konsumen elektronik home appliances pada halaman 19.

Pada halaman 20-32, diulas tren industri elektronik secara global, mulai dari neraca perdagangan produk elektronik di negara-negara ASEAN dan porsi tujuan perdagangan produk elektronik negara ASEAN (halaman 21), negara eksportir elektronik terbesar di ASEAN beserta top 5 produk elektronik yang paling banyak diekspor (halaman 22).

Indonesia menempati urutan keenam dalam eksportir produk elektronik terbesar di ASEAN, sementara produk elektronik yang paling banyak diekspor adalah electronic integrated circuits and micro-assemblies.

Pada halaman 23-25, ditampilkan matriks perbandingan daya saing sejumlah industri manufaktur dan komoditas, termasuk consumer electronics dan electronic components, dari seluruh negara di ASEAN.

Data ini dilengkapi dengan proyeksi pertumbuhan industri elektronik global per kawasan periode 2013-2015 pada halaman 26, tren nilai pasar elektronik global periode 2005-2015 beserta tren pertumbuhannya pada halaman 27. Secara khusus, data ini menampilkan tren market size elektronik global dibagi per kawasan, lengkap dengan tren pertumbuhan, jumlah populasi, serta rata-rata penduduk per rumah tangga. Asia Tenggara dan China merupakan pasar elektronik global terbesar dengan jumlah populasi 3,9 miliar orang, GDP 6,7% (2015), dan nilai pasar lebih dari US$ 70 miliar.

Tidak ketinggalan, ditampilkan juga pada halaman 31-32 top 10 global market share untuk industri elektronik home appliance lengkap dengan nilai penjualannya.

Riset Pasar Ponsel, Komputer, dan Elektronik Home Appliance (Tren Market Size, Pertumbuhan, dan Pangsa Pasar) yang berisi 33 halaman ini berasal dari Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Electronic Marketer Club (EMC), Gabungan Elektronik Indonesia (Gabel), IDC, sejumlah perusahaan elektronik terbesar, dan diolah duniaindustri.com.

Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan ratusan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

Sumber: di sini
* Butuh data industri dan riset pasar lainnya, klik di sini

Kamis, 01 September 2016

Mengenal Peta Persaingan Merk Biskuit

Pasar biskuit dan wafer di Indonesia tumbuh signifikan dalam enam tahun terakhir, dari Rp 3 triliun pada 2009 menjadi sekitar Rp 6,23 triliun pada 2015, menurut data duniaindustri.com. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang besar.

Dalam kategori biskuit dan wafer, ada enam subkategori yakni wafer, assorted biscuit, crackers, marie, stick, dan cookies. Persaingan ketat terjadi di segmen assorted biscuit. Masing-masing produsen mengusung sejumlah merek untuk menguasai pasar.

Untuk mengetahui rekam jejak dan riset tren persaingan pasar, ada baiknya Anda menyimak ulasan berikut ini:

Resume Isi Riset Pasar dan Data Industri Biskuit 2010-2016 (Peta Persaingan dan Tren Market Leader) per halaman:

Halaman dan isinya:
1. Cover depan
2. Highlights pasar consumer goods di Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia.
3. Highlights pasar consumer goods di Indonesia dilihat dari PDB per kapita, konsumen kelas menengah, dan jumlah rumah tangga dengan daya belanja US$ 5000-US$ 15.000.
4. Outlook pertumbuhan berbagai jenis sektor industri makanan dan minuman 2013-2017 yang meliputi bakery, dairy, noodles, snack, frozen processed food, canned food, ice cream, bottle water, RTD tea, RTD coffee, energy drink, fruit juice, concentrares.
5. Highlights industri consumer goods yang menjadi salah satu sektor industri paling potensial dikembangkan sesuai peluang pasar.
6. Pertumbuhan nilai penjualan produk makanan dan minuman di Indonesia 2008-2015 serta analisisnya.
7. Indonesia consumer goods market size, nilai pasar industri consumer goods mencakup biskuit dan wafer, mi instan, snack, jeli, permen, minuman berenergi, minuman isotonik, sirup, teh siap saji, kopi siap saji, jus, susu siap saji periode 2009 dan 2015.
8. Nilai pasar industri consumer goods mencakup minuman berkarbonasi, minuman sari buah, air minum dalam kemasan, dan roti periode 2009-2015.
9. Tren pangsa pasar biskuit 2015 (market share by brand sales)
10. Tren pansa psar dilihat dari kapasitas produksi per perusahaan biskuit 2015.
11. Kapasitas produksi top 15 perusahaan biskuit di Indonesia, per grup dan per perusahaan, serta persentase terhadap total produksi biskuit nasional.
12. Kapasitas produksi top 15 perusahaan biskuit di Indonesia, per grup dan per perusahaan, serta persentase terhadap total produksi biskuit nasional.
13. Perkembangan produksi biskuit nasional dan persentase pertumbuhannya periode 2007-2015.
14. Perkembangan ekspor biskuit asal Indonesia secara volume dan nilai (US$) serta persentase pertumbuhannya periode 2007-2015.
15. Perkembangan impor biskuit secara volume dan nilai (US$) serta persentase pertumbuhannya periode 2007-2015.
16. Neraca produksi dan konsumsi biskuit di pasar Indonesia secara volume serta persentase pertumbuhannya periode 2007-2015.
17. Proyeksi dan estimasi produksi dan konsumsi biskuit di pasar Indonesia secara volume serta persentase pertumbuhannya periode 2016-2017.
18. Kinerja keuangan market leader biskuit (meliputi penjualan, laba kotor, laba usaha, laba bersih) periode 2015.
19. Kinerja keuangan market leader biskuit (meliputi penjualan, laba kotor, laba usaha, laba bersih) periode Januari-Mei 2016.
20. Proyeksi dan target kinerja keuangan market leader biskuit yakni PT Mayora(meliputi penjualan, laba kotor, laba usaha, laba bersih) periode 2016.
21. Rekam jejak kinerja keuangan market leader biskuit (meliputi penjualan, laba kotor, laba usaha, laba bersih, liabilitas, modal kerja, aset dan lainnya) periode 2013-2015.
22. Rekam jejak rasio-rasio profitabilitas market leader biskuit periode 2013-2015.
23. Market intelijen kebijakan strategis dari market leader biskuit.
24. Kendala dan tantangan yang dihadapi dari market leader biskuit.
25. Profil competitor atau pesaing utama dari market leader industri biskuit, yakni PT GarudaFood.
26. Struktur grup kompetitor dan nama-nama perusahaan yang termasuk di dalamnya.
27. Profil operasional kompetitor utama di industri biskuit.
28. Distribution network dari perusahaan kompetitor di industri biskuit.
29-34. Market intelijen terkait kinerja keuangan dan strategi pasar kompetitor lain di industri biskuit, yakni PT Siantar Top
35. Cover penutup

Sumber: di sini
* Butuh data industri atau riset pasar lainnya, klik di sini