Rabu, 06 September 2017

Persaingan Pasar Semen Khusus Infrastruktur

Tiga pemimpin pasar (market leader) industri semen, yakni PT Holcim Indonesia Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, meluncurkan produk baru untuk menyasar semen khusus infrastruktur. Hal itu merupakan strategi perusahaan guna menangkap pasar yang lebih besar di segmen infrastruktur dan konstruksi, sejalan dengan pertumbuhan yang lebih tinggi di segmen curah dibanding segmen kemasan ritel.

Holcim Indonesia berinovasi lewat produk semen khusus dengan merek Solid Road. Gary Schutz, CEO PT Holcim Indonesia Tbk mengatakan, dengan merek Solid Road, Holcim menawarkan produk untuk mengatasi masalah stabilisasi tanah sebagai pondasi jalan.

“Pemilik proyek ingin membangun jalan yang memiliki ketahanan tinggi, kontraktor ingin mengatasi potensi masalah pemeliharaan. Sedangkan pengguna jalan ingin mendapatkan kenyamanan dan menghindari kemacetan karena perbaikan jalan yang memakan waktu lama,” katanya dalam keterangan tertulis.

Menurut Schutz, Solid Road merupakan semen khusus formula untuk mendapatkan stabilisasi tanah, sehingga mampu membantu menurunkan biaya konstruksi maupun pemeliharaan jalan. “Solid Road menyasar proyek-proyek pembangunan jalan nasional, daerah, maupun swasta di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Tidak ketinggalan, Semen Indonesia meluncurkan produk varian semen baru dengan merek Max Strength Cement yang merupakan semen portland slag pertama di Indonesia. Tujuannya untuk menjawab permintaan khusus di sektor infrastruktur dan konstruksi yang membutuhkan semen dengan kekuatan tinggi, daya tahan lama, kuat lentur tinggi, dan cocok untuk mega proyek.

Plt Direktur Utama Semen Indonesia Johan Samudra mengatakan bahwa Max Strength Cement diformulasikan khusus bagi industri ready mix dan precast beton untuk kebutuhan pembangunan mega structure seperti konstruksi jembatan, flyover, terowongan bawah tanah, skyscrapper, dan tower sesuai dengan kebutuhan bangunan masyarakat modern saat ini.

“Max Strength Cement yang merupakan semen portland slag diluncurkan untuk menjawab permintaan khusus di sektor infrastruktur yang sedang digalakkan pemerintah. Terutama untuk MRT di bawah tanah, sangat rentan kebocoran, harus menggunakan semen khusus. Semen yang tidak boleh retak sehelai rambut pun,” ujarnya saat memberikan sambutan pada launching dan talk show Max Strength Cement, di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (30/8).

Pembangunan bendungan, lanjut dia, juga harus menggunakan slag cement yang memiliki kekuatan melebihi semen biasa. “Precast beton di Tol Jagorawi misalnya, terlihat tipis saja betonnya, tapi itu kuat sekali. Kekuatan itu diperoleh dari slag cement,” paparnya.

Secara khusus, Johan menjabarkan, Max Strength Cement memiliki beberapa keunggulan yaitu semen dengan kuat tekan dan kuat Ientur yang tinggi, memiliki panas hidrasi yang Iebih rendah sehingga meningkatkan keawetan beton terhadap kondisi lingkungan yang agresif, seperti serangan karbonasi, chloride, dan sulfat tinggi. Max Strength Cement mampu memperpanjang usia beton atau bangunan.

“Dengan Max Strength Cement, struktur bangunan Iebih awet sehingga bisa mengurangi biaya perawatan,” jelas Johan.

Menurut dia, Max Strength Cement akan diproduksi dari fasilitas produksi Semen Indonesia di Cigading, Banten, dengan kapasitas lebih dari 1,5 juta ton. Bahan bakunya berasal dari limbah B3 PT Krakatau Steel (KS) dan PT Krakatau Steel Posco. Untuk tahun ini, Semen Indonesia memperoleh kuota slag dari KS Posco sebanyak 350 ribu ton.

“Bahan baku slag dari KS Posco akan digiling menjadi slag powder, dan dicampur dengan OPC yang dihasilkan di Ciwandan untuk menghasilkan slag cement,” ucapnya.

Semen jenis portland slag telah banyak digunakan di dunia terasuk di negara maju untuk pembangunan berbagai bangunan monumental seperti Buruj Al Arab, Lotte Tower di Seoul, Jembatan Humbridge di Inggris, Bendungan Koyama di Jepang, dan TV Tower Florian di Jerman.

Merek Baru
Sementara itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa (Indocement) meluncurkan produk semen terbaru, yakni Semen Rajawali. Menurut Direktur Utama PT indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Wijaya, diluncurkannya Semen Rajawali ini adalah untuk memenuhi permintaan pasar akan semen tipe Portland Pozzolan Cement (PPC).

“Semen Tiga Roda yang merupakan produk utama Indocement dan merupakan semen tipe Portland Composite Cement (PCC). Dan Semen Rajawali merupakan semen tipe Portland Pozzolan Cement (PPC) yang diluncurkan untuk menjawab permintaan pasar,” ungkapnya kepada wartawan.

Dalam proses produksinya, kata dia, Semen Rajawali menggunakan penambahan zat adiktif material pozzolan alami, sehingga dapat mengurangi emisi karbon ke udara akibat proses produksi. “Inilah yang membedakan Semen Rajawali dengan merek semen lainnya,” katanya.

Dia melanjutkan bahwa, peluncuran Semen Rajawali adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan produk bermutu dengan harga terjangkau. “Semen Rajawali menawarkan semen berkualitas tak kalah dengan semen tiga roda, namun harga lebih terjangkau,” lanjutnya.

Saat ini, Semen Rajawali telah tersedia di lebih dari 900 toko bangunan yang tersebar di 13 kota di Pulau Jawa, yaitu Kota Serang, Karawang, Purwakarta, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Subang, Tegal, Pekalongan, Banyumas Purwokerto, dan Kebumen.

Dia menambahkan bahwa sejauh ini, permintaan akan Semen Rajawali terus bertumbuh dengan compounded annual grouwt rate (CAGR) mencapai lebih dari 13 persen. “Hal ini menunjukan bahwa Semen Rajawali diminati oleh masyarakat, karena kami melihat masyarakat Indonesia juga memiliki keperluan untuk semen-semen yang harganya terjangkau, namun kualitasnya tetap tinggi,” tandasnya.(*)

Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 142 database, klik di sini
** Butuh 18 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar